DECEMBER 9, 2022
Sambungan

Miranda, Anak Terapis Bekam Meraih Beasiswa di Italia

post-img

Miranda Utami

CILEGON - Miranda Utami, warga Ke­serangan Lama, Kelurahan Rawa Arum, Kecamatan Grogol, Kota Cile­gon berhasil mendapatkan beasiswa kuliah di University of International Studies of Rome, Italia.

Akhir tahun 2022 ini perempuan lu­­l­usan Madrasah Aliyah Negeri (MAN) 2 Kota Cilegon tersebut akan terbang ke Italia untuk menjalankan studinya.

Di Italia, Miranda akan kuliah di ju­rusan Politics and International Re­lations. Anak dari pasangan Yudi Antoni dan Suhariyah mengaku sangat bersyukur karena kuliah di luar negeri merupakan cita-citanya sejak kecil.

“Saya sudah tertarik untuk sekolah di luar negeri dari sejak kecil, jadi se­benarnya sudah lama saya cari-cari info tentang beasiswa dan kampus di luar negeri,” ujar perempuan ke­lahiran 28 Februari 1998 tersebut ke­pada Radar Banten, Selasa (2/8).

Miranda bercerita, perjalanan ia un­tuk bisa menerima beasiswa dan ku­liah di Italia cukup panjang.

Perempuan berusia 24 tahun ini lulus dari MAN 2 Cilegon pada tahun 2016 lalu. Ia tidak langsung kuliah, melain bekerja mulai dari menjadi guru honorer, pegawai di pabrik, hingga menjadi guru les privat.

Bekerja tidak membuat cita-cita Miranda pupus, justru tekadnya se­makin kuat untuk mewujudkan impian ku­liah di luar negeri.

“Jadi sambil kerja sambil cari info-info dan persiapan juga. Pernah juga daftar di Indonesia, cuma belum ke­te­rima,” ujarnya.

Ia bahkan mengikuti program ser­tifikasi bahasa asing dan lainnya sambil bekerja demi bisa mewujudkan cita-citanya tersebut.

Usaha perempuan yang saat ini se­bagai guru les privat itu mem­buah­kan hasil di tahun 2021. Berbekal informasi dari internet, ia mendaftar program beasiswa di Australia tepatnya di kampus Monash University dan Tasmania University. Ia berhasil men­dapatkan beasiswa.

Namun, karena persoalan biaya, akhirnya cita-citanya untuk kuliah di luar negeri harus pupus.

“Di Australia cuma beasiswanya enggak full. Jadi cuma gratis uang ku­liah saja. Untuk bekal sama yang lain-lain gak dapet,” tutur Miranda.

Kesempatan kuliah gratis di depan mata harus diikhlaskan Miranda karena persoalan biaya hidup. Namun akhirnya doa perempuan berkerudung itu terkabul melalui beasiswa di Uni­versity of International Studies of Rome.

Meski tidak beasiswa full, beasiswa di kampus di Roma itu ia mendapatkan uang kuliah, uang makan, serta uang saku.

“Harapannya semoga saya bisa terus melanjutkan pendidikan, supaya bisa bermanfaat untuk masyarakat luas khususnya daerah asal saya, Cilegon,” ujarnya.


Terkendala Biaya Pendaftaran

Miranda mengaku jalannya untuk kuliah di University of International Studies of Rome pun tidak sepenuhnya mulus. Menurutnya lagi-lagi persoalan bia­­ya yang sangat tinggi yang menghambat perja­lanannya meraih impian lantaran orangtuanya hanya seorang terapis bekam kesehatan.

“Kendalanya selama proses pendaf­taran untuk apply kampus dan bea­siswa ke luar negeri itu butuh biaya yang tidak sedikit, seperti biaya tes bahasa Inggris sebagai persyaratan bahasa, ada juga biasanya uang pendaftaran yang di convert ke Dollar atau Euro, makanya kemarin saya sambil bekerja,” ujarnya.

Miranda mengaku sempat bertemu dengan Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta di rumah dinasnya be­berapa waktu lalu. Ia bersyukur men­dapatkan bantuan.

“Alhamdulillah Pak Sanuji bantu,” ujarnya.

Ia berharap tidak ada kendala apapun lagi hingga ia bisa terbang ke Roma unt­uk melanjutkan pendi­dikan.

Wakil Walikota Cilegon Sanuji Pentamarta mengaku bangga atas prestasi salah satu masyarakat Kota Cilegon tersebut.

Menurut Sanuji, Miranda mengaku membutuhkan biaya setidaknya Rp50 juta untuk memenuhi segala persiapan pemberangkatan seperti dokumen dan lainnya.

“Saya punya lembaga Solusi Cilegon Sejahtera (SCS). Insya Allah SCS akan memobilisir bantuan dari para agniya untuk bisa membantu Miranda,” ujarnya.

Sanuji mengaku akan berbicara dengan Dinas Pendidikan (Dindik) Kota Cilegon agar bisa membantu Miranda. (bam/bie)