^{DURIAN BADUY: Warga menunjukan durian baduy di Kadu Ketug, Desa Kanekes, Kecamatan Leuwidamar, kemarin.(Yusuf Permana/Radar Banten)}

Kunjungan wisatawan ke wilayah adat suku Baduy di Desa Kenekes, Kecamatan Leuwidamar mulai mengalami peningkatan. Para wisatawan tersebut sebagian besar berburu durian Baduy yang memiliki cita rasa yang khas dan legit. 

Warga Baduy, Asmun mengatakan, hasil panen durian diakui belum begitu banyak. Karena itu harga durian di Baduy masih relatif tinggi. Namun demikian, banyak wisatawan yang datang ke Baduy untuk berburu durian dari wilayah hutan di Baduy. 

“Sudah musim lagi, jumlahnya lebih banyak se­karang dari pada panen sebelumnya,” kata Asmun, Minggu (11/9).

Musim durian di Baduy biasanya dimulai pada Desember hingga Januari, namun kali ini musim durian di tahun 2022 ini sudah terjadi 2 kali, yakni pada bulan awal Januari dan September.

“Sekarang musim yang kedua, jumlahnya lebih banyak dari pada musim yang pertama. Biasanya bakal sampai akhir tahun musimnya,” jelasnya.

Rasa durian Baduy, menurut Asmun, lebih manis dibandingkan dengan durian di musim sebelumnya. Hal tersebut menjadikan banyak wisatawan yang berburu durian secara langsung ke Baduy. Dirinya sendiri menjual durian dengan harga mulai Rp30 ribu per buahnya.

“Setiap hari banyak yang datang ke rumah, na­nyain durian. Ada juga yang telepon ke saya, minta dikirim ke daerah Tangerang, Jakarta. Bia­sanya yang minta dikirimin ini suka ngeborong, bisa satu pikap saya kirim keluar daerah,” terangnya.

Sementara itu, Rasya, warga Serang menyatakan, sengaja datang ke Baduy untuk berburu durian Baduy yang terkenal memiliki cita rasa yang unik.

“Durian Baduy ini enak, unik rasanya. Makanya sayang kalau lagi banyak-banyaknya tapi nggak ke sini,” ungkapnya.

Katanya, berburu durian sudah seperti menjadi tradisi yang wajib dilakukan setiap tahunnya. Me­nurutnya, durian Baduy memiliki rasa yang ber­beda dengan durian dari daerah lainnya, ra­sanya legit walaupun ukurannya kecil.(mg-02/tur)