DECEMBER 9, 2022
Olahraga

SK Penetapan Kelas Cabor Judo Diprotes

post-img

8 Nomor PON Tidak Dipertandingkan

di Porprov

SERANG - Penerbitan Surat Keputusan (SK) Nomor 56/KONI-BTN/SK-PORPROV/VI/2022 tentang Penetapan Kelas Per­tandingan Porprov VI Banten 2022 men­dapat protes dari beberapa Pengcab Judo di Banten. Pasalnya, SK tersebut me­nya­takan bahwa hanya ada 12 kelas yang dipertandingkan dalam Pekan Olahraga Provinsi (Porprov) VI Banten. Biasanya, cabor judo mempertandingkan 20 kelas.

Ada delapan kelas yang tidak masuk dalam SK Nomor: 56/KONI-BTN/SK-PORPROV/VI/2022. Yakni, empat kelas putra (-55 kg, -60 kg, -81 kg, dan -100 kg) ser­ta empat kelas putri (-40 kg, -52 kg, -63 kg, dan -70 kg).

Pelatih judi Banten yang merangkap pe­latih judo Kabupaten Tangerang, Haerviner, pun mempertanyakan pertim­bangan ke-8 kelas dalam judo itu tidak dilombakan di Porprov VI Banten 2022. Sebab, mantan pejudo ini mengaku tidak mendapat penjelasan dari Pengprov PJSI Banten.

“Padahal ini nomor andalan Banten di PON. Seperti diketahui, dari delapan no­mor ini, Banten di PON XX mendulang satu medali perak dan dua medali pe­rung­gu. Dan masih berpeluang di PON 2024, jelas kerugian buat Banten jika de­lapan kelas ini tidak dipertandingan karena Porprov merupakan salah satu event yang memiliki nilai untuk kualifikasi PON,” ucap Viner, sapaan Haerviner.

Untuk lolos PON, cabor judo menetapkan total poin sebagai parameter atlet bisa ber­laga di multievent empat tahunan tersebut. Poin dikumpulkan dari hasil yang diraih selama kurun waktu tertentu dari beberapa event yang diikuti pejudo. Dan, Porprov adalah salah satu event yang masuk dalam pengumpulan poin.

“Kami sudah mengumpulkan poin yang cukup bagus di Kasad Cup 2022, Maret lalu, karena di sana kami menghasilkan dua medali emas, tiga perak, dan empat perunggu. Itu semua kami dapat sebagian dari delapan kelas yang tidak dipertan­ding­kan (di Porprov VI Banten-red),” ungkap Viner yang berniat melayangkan protes ke KONI Banten dan PB Porprov.

Pelatih judo Kabupaten Pandeglang Nani Nurnaningsih menyatakan hal senada. Namun, dia lebih menyoroti ke­se­mpatan atlet judonya bisa berprestasi di level Banten, terutama di Porprov.

“Jelas buat kami, Pandeglang, dirugikan. Apalagi setelah pandemi Covid-19, anak-anak sangat mengimpikan bisa bertanding dan berprestasi. Porprov merupakan ajang tertinggi buat atlet kami dan sudah ditunggu-tunggu untuk mereka kejar prestasinya,” ujar Nani.

“Kasihan anak-anak yang sudah berlatih keras dan berharap bisa berprestasi di Porprov, kami harap jangan matikan se­mangat prestasi pejudo kami,” im­buhnya.

Nani mengaku semakin sedih, apabila aturan PB Porprov VI Banten di cabor judo diterapkan. Yakni, wilayah hanya bisa menurunkan seorang pejudo di sa­tu kelas. 

Hal itu berbeda dengan Porprov se­be­lumnya. Bahwa, untuk meningkatkan prestasi, memperbolehkan satu wilayah menurunkan dua pejudo di satu kelas. (apw/don)


RBNN

ABSEN: Pejudo Banten Dicky Zulfikar (biru) saat berlaga di kelas -55 kg. Dicky menanti dengan cemas karena kelas yang diikutinya tak termasuk dalam daftar kelas yang dipertandingkan di Porprov VI Banten.